Ikutilah seperti resminya padi . . . semakin berisi tunduk ke bumi . . . semakin berilmu merendah diri . . . itu sifat yang terpuji . .
English German Dutch Italian Russian Greek French Spanish Arabic Korean Japanese Chinese Indonesian

Senin, 27 Juli 2009

Marhaban Yaa Ramadhan

Seandainya seorang tamu yang anda cintai dan anda muliakan menghubungimu dan mengabarkan bahwa dia akan datang kepadamu dan akan tinggal disisimu selama beberapa hari, maka tentu saja anda akan senang dan bahagia, oleh karena itu anda akan bersiap-siap untuk menyambut kunjungan tamu yang anda cintai itu serta melakukan apa yang anda sanggupi mulai dari mengatur dirimu sendiri, membersihkan rumah dan mempersiapkan acara baginya selama anda menjamunya.

Maka bagaimana pendapatmu wahai saudaraku yang tercinta jika tamu yang datang ini bukan hanya dicintai olehmu bahkan dia kecintaan Allah dan Rasul-Nya serta seluruh kaum muslimin ? Bagaimana jika tamu ini membawa kebaikan dan keberkahan ?

Dia adalah bulan Ramadhan yang mulia. Bulan Qur’an dan puasa, bulan tahajjud dan tarwih, bulan kesabaran dan ketaqwaan, bulan rahmat, pengampunan dan pembebasan dari api neraka. Bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang diborgol padanya syaitan, ditutup pintu-pintu neraka dan dibuka pintu-pintu syurga. Kita memohon kepada Allah untuk mendapatkan keutamaan bulan tersebut. Bulan yang digandakan padanya kebaikan dan ketaatan, bulan yang didalamnya terdapat pahala-pahala yang agung dan keutamaan-keutamaan yang besar.

Maka sangat pantas bagi setiap yang mengetahui sifat-sifat tamu yang agung ini untuk menyambutnya dengan sambutan yang sebaik-baiknya dan bersiap-siap untuk menyambutnya dalam bentuk amaliyah agar meraih manfaat yang sangat agung sehingga keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan ruhnya telah suci dan jiwanya telah bersih. Insya Allah . . .

Jumat, 24 Juli 2009

TAKUT DAN HARAP

Berkata Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisy dalam bukunya Mukhtashar Minhajil Qashidin : Keutamaan segala sesuatu sesuai dengan dukungannya dalam meraih kebahagiaan, yaitu bertemu Allah Ta'ala (di Surga), serta dekat kepadaNya. Segala yang mendukung kepada tercapainya kebahagiaan tersebut, maka itu adalah suatu keutamaan.

Allah Ta'ala berfirman yang maknanya, Dan bagi orang yang takut saat menghadap Rabbnya ada dua surga [1447]. (QS. 55:46)
[1447]. Yang dimaksud dengan "dua surga" di sini ialah surga untuk manusia dan surga untuk jin. Ada juga ahli tafsir yang berpendapat surga dunia dan surga akhirat.

Dan Allah Ta'ala berfirman yang maknanya, Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya. (QS. 98:8)

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang maknanya, Allah 'Azza wa Jalla berfirman : "demi KeagunganKu demi KemuliaanKu, Aku tidak akan menyatukan pada seorang hamba dua rasa takut, dan Aku tidak akan menghimpun padanya dua rasa aman. Jika dia merasa aman kepadaKu di dunia, Aku akan membuatnya takut di hari kiamat. Dan jika dia takut kepadaKu di dunia, Aku akan membuatnya aman di hari kiamat."

Dari 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda yang maknanya, "Dua mata tidak akan disentuh api neraka : Mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan Mata yang terjaga malam2 dalam mengawasi musuh saat perang fii sabilillah"

Ketahuilah pula, bahwa jika ada yang berkata : Mana yang lebih utama, Takut atau Harap?
Maka itu seperti perkataan : Mana yang lebih utama, Roti atau Air?

Dan jawabannya : bagi orang yang lapar roti lebih baik, sedangkan untuk orang haus air lebih baik. Jika keduanya bersatu, dilihat yang lebih dominan. Jika sama-sama takut lapar dan hausnya, maka roti dan air setara kebaikannya.

Khauf (Takut) dan Rajaa (Harap) adalah dua obat yang dengannya qalbu tersembuhkan. Maka keutamaan keduanya tergantung penyakit yang ada di qalbu. Jika yang dominan di qalbu merasa aman dari rencana Allah (QS. 7:99), maka Khauf lebih utama. Sedangkan jika banyak maksiat sehingga putus asa dari rahmat Allah, maka Rajaa lebih utama. Namun secara keseluruhan boleh juga dikatakan bahwa : Khauf lebih utama dari Rajaa, karena secara umum lebih banyak orang yang tertipu penyakit "aman".

Akan tetapi jika dilihat dari sisi nilainya, Rajaa lebih bernilai dari Khauf. Karena Rajaa berharap pada Rahmat Allah, sedangkan Khauf adalah Takut pada Murka Allah. (Sedangkan RahmatNya lebih besar dari KemarahanNya).

Adapun orang yang bertaqwa, maka sebaiknya seimbang antara Takut dan Harap. Jika dikatakan : Semua orang masuk Surga kecuali satu orang, hendaknya dia takut menjadi yang satu itu. Jika dikatakan : Semua orang masuk Neraka kecuali satu orang, hendaknya dia berharap dirinyalah orang tersebut.

Jika ditanyakan : Bagaimana Takut diseimbangkan dengan Harap pada diri orang yang beriman, padahal dengan ketaqwaannya, bukankah seharusnya Harap lebih dominan?

Jawabnya : karena kita tidak tahu apakah ketaqwaan tersebut diterima Allah, sehingga selalu harus menyertakan rasa takut dalam beramal baik (QS. 23: 60-61).

Kesimpulan : Senantiasa perkuatlah rasa Takut atas Harap agar terus terdorong meningkatkan amal kebaikan (QS. 23:60-61), kecuali saat dosa-dosamu membuatmu putus asa atau saat hampir berakhir kesempatanmu 'tuk beramal.

Dari catatan Ust. Abuyahya

My Friends

TESTIMONI

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons