Ikutilah seperti resminya padi . . . semakin berisi tunduk ke bumi . . . semakin berilmu merendah diri . . . itu sifat yang terpuji . .
English German Dutch Italian Russian Greek French Spanish Arabic Korean Japanese Chinese Indonesian

Rabu, 28 Desember 2011

*•. ♥ Caraku Mengagumimu ♥ .•*

Bagaimana kabarmu sahabat?

Semoga Engkau kan tetap dengan imanmu yang kokoh, langkahmu yang tegap dan semangatmu yang menggelora. Karena kau adalah pionir dalam sekitarmu… Teruslah menebarkan kepesonaanmu. Menularkan semangatmu hinngga ajal menjemputmu. Dan kau kan tersenyum, terkejut ketika amalmu hadir dan menjadi payung dalam panasnya alam akhirat sana.

Dan sebait doa ku semoga Allah anugerahkan keistiqamahan dalam dirimu. Karena kesyukuran yang agung jika kita tetap dalam petunjukNya. Bukankah Rasul pun hingga beruban dalam mempertahankan kata itu.




Sahabat izinkan ku bercerita, tentang kau dan aku.

Masih segar benar peristiwa itu, awal mula ku memijakkan kakiku di kota itu, pertama jumpa denganmu, jabat tangan serat dengan tekanan dan sedikit senyum yang kau sunggingkan kepadaku, memang agak terkesan cuek tapi ku memahami karena tenagamu sudah terkuras untuk mencari nafkah untuk diri dan keluargamu. Sedang waktu itu kau butuh istirahat untuk melepaskan lelah setelah setengah hari kau sibuk kerja. Tak ada peduli jua ku melihatmu, karena memang diriku adalah tipe manusia yang terkesana ketika awal bertemu.

Tapi kah kau tahu, penasaranku mulai beradu, setelah beberapa hari berinteraksi denganmu, ada rasa yang tak biasa, yang membuat semakin terpana, kau begitu beda dengan remaja lainnya, yang notabene remaja indentik dengan hura-hura, pacaran dan membuang waktunya dengan sia- sia, tapi kau menghabiskan waktumu untuk ibadah dan kerja, itulah yang membuatmu istimewa.

Dan kau tahu kawan, kekagumanku semakin bertambah kala kutahu segudang prestasimu. Kegigihanmu dalam menggapai asa, ketegaranmu dalam menghadapi kerasnya kehidupan, dan jerih payah ketika kau gayu senjatamu untuk berusaha mengejar segudang impianmu. Semua menjadikanku untuk bercermin dalam menjalani kehidupanku. Ya.. semua itu seakan memaksaku untuk bercermin, diriku yang dilahirkan dari keluarga yang mampu, hanya sedikit prestasi yang kutorehkan. Malu dengan diri yang tak bersyukur atas semua anugerah yang Allah berikan, dengan menyia-nyiakan segalanya.

Kawan, kau adalah bak amunisi bagiku, kau adalah ibarat bahan bakar untukku, kau adalah tetesan embun dalam kegersangan jiwaku. Tak lebih jika ku mengatakan itu, karena memang setiap ku terpuruk kau berusaha untuk menyokongku, menyemangatiku agar aku bangkit kembali dari keterpurukanku.

Semua masih teringat jelas dalam benakku, dan semua itu akan kurangkum dalam memoriku dan kujadikan amunisiku untuk melesat mengejar segala impianku. Sahabatku lewat doa-doalah ku membalasmu, maafkan jika tak pernah terucap sanjungan yang keluar dari lisan untukmu, karena itu semua hanya akan merusak segala amalmu, tahukah kau ketika salah satu sahabat dipuji, bukan gembira yang ia rasakan melainkan kemarahan hingga ia menaburkan pasir terhadap sahabat yang memujinya, karena ia takut dengan pujian itu. Ku mempunyai cara tersendiri sahabat untuk menyanjungmu, lewat lakuku yang berusaha sepertimu walau tak serupa adanya, tapi ku yakin Allah mengetahui bahwa aku mengagumimu. Sebait do'aku semoga keberkahan selalu mengiringi setiap langkahmu, dan merekatkan tali ukhuwah kita hingga menuju syurgaNya.

Untukmu yang menginspirasi diriku..



♥.•*•. ♥(¯`*•.¸☆♥♥☆¸.•*´¯)♥.•*•. ♥



Bookmark and Share

Rabu, 14 Desember 2011

Never Loving and Hating It Overstated




Jangan Mencintai Secara Berlebihan dan Jangan Membenci Secara Berlebihan

"Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika. Dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika." (HR At-Turmuzi).
Hadis ini mengingatkan bahwa kalau kita mencintai seseorang jangan berlebihan, demikian sebaliknya, kalau kita membenci seseorang jangan berlebihan juga.

Kecintaan yang berlebihan terhadap seseorang atau kelompok dapat melahirkan pertimbangan dan kebijakan yang tidak adil. Nepotisme, kronisme atau koncoisme yang terjadi adalah akibat cinta yang berlebihan terhadap keluarga, teman atau kelompoknya.

Nepotisme di masa kekhalifahan Usman bin Affan (644-656 M) adalah akibat kasih sayang yang berlebihan terhadap keluarganya. Akhirnya timbul penyelewengan- penyelewengan, lalu muncul ketidakpuasan masyarakat, terjadi pemberontakan yang kemudian menewaskan beliau.

Di saat beliau dalam bahaya sampai tewasnya, tidak ada keluarga beliau, yang selama itu ditolongnya dengan berbagai fasilitas di pemerintahan, tampil untuk melindungi beliau. Kebencian yang melampaui batas juga dapat melahirkan kebijakan yang tidak adil. Pembantaian terhadap Husein bin Ali, cucu Nabi SAW, di masa dinasti Bani Umayyah (abad 7), dan pembunuhan terhadap seluruh keluarga Bani Umayyah di masa dinasti Abbasiyah (abad 8) adalah akibat benci yang berlebihan.

Allah SWT berfirman: "...Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS Al-Maidah, 5:8). Bila kita mencermati masyarakat, kini dua sifat tersebut muncul. Satu kelompok mencintai pemimpinnya secara berlebihan, sehingga ketika pemimpinnya diperingatkan oleh masyarakat lain, kelompok tersebut membelanya secara membabi buta hingga timbul kekerasan dan anarkisme.

Sementara di kelompok lain lagi sedang berjangkit rasa benci dan dendam yang berlebihan. Akibat benci dan dendam yang kelewat batas itu kini tengah terjadi tindakan balas dendam, pembantaian, amuk massa dan anarkisme. Dua sifat yang berlebihan itu sama-sama negatifnya dan sama-sama besar bahayanya. Oleh karenanya kita hendaklah menghindarinya. Kiranya pesan Nabi dalam hadis di atas menjadi renungan kita semua.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Bookmark and Share

Jumat, 02 Desember 2011

Kunci Kebahagiaan Jalan Menuju Ketenangan.”




Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yg saya lakukan sll berantakan. Saya ingin mati.”

Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tdk Guru, saya tdk sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”

Seolah-olah tdk mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.”

“Tdk Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Tolak pria itu

“Jd kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah diminum malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya utk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, krn ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dgn senang hati.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tsb. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tdk pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati… terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan utk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yg sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda utk melakukan jln pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu utk dirinya, satu lagi utk istrinya. Krn pagi itu adl pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yg terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dgn setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”

Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mrk pun menjadi lembut. Karena itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau slm ini aku sll merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Slm ini ayah selalu stres krn perilaku kami semua.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup mjd sgt indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dgn setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

” Ya Tuhan, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Tuhan. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.

Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kpdnya. Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Krn ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia mjd hidup kembali.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dpt menjemputmu kpn saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…

Buat yang merasa hidupnya jenuh, itu bukan hidup yang jenuh, bersyukurlah dan berbuatlah lebih banyak kebaikan pada orang lain, maka hidup akan terasa jauh lebih bersinar.

Mutiara kata dan pembangkit semangat


Bookmark and Share

Kamis, 01 Desember 2011

Perkara yang mesti Kita Ingat




DUA PERKARA YANG MESTI KITA INGAT
Keburukan kita pada orang lain
Kebaikan orang lain pada kita

DUA PERKARA YANG MESTI KITA LUPAKAN
Kebaikan kita kepada orang lain
Keburukan orang lain pada kita

Bila kita mempunyai KESEMPATAN dan KEMAMPUAN untuk berbuat baik LAKUKANLAH...
Karena banyak orang yang mempunyai KEMAMPUAN Tetapi tidak memiliki KESEMPATAN.
Demikian juga banyak yang mempunyai KESEMPATAN tetapi tidak punya KEMAMPUAN melakukan kebaikan.

Jika engkau tidak mampu memberi bantuan kepada seseorang,
Janganlah pula engkau memberi kesusahan kepadanya

Jika engkau tidak mampu menggembirakan seseorang,
Janganlah pula engkau membuatnya bersedih

Jika engkau tidak mampu memujinya
Janganlah pula engkau mengejeknya/mencelanya

CINTAILAH orang yang engkau cintai sekadarnya saja,
siapa tahu suatu hari nanti ia menjadi orang yang engkau benci pula
BENCILAH orang yang engkau benci sekadarnya saja,
siapa tahu suatu hari nanti ia menjadi orang yang engkau cintai pula
-saidina Ali Abi Talib-

Bookmark and Share

Hidup Sehat dengan Saling Memaafkan




Melupakan kesalahan orang yang tertuju kepada kita, akan menyehatkan pikiran. Pikiran yang sehat akan menjadi lebih produktif dan berenergi. Sedangkan pikiran yang sakit akan segera sehat dan menemukan kesegarannya kembali.

Sebaliknya, mengingat kesalahan orang apalagi mempermasalahkannya justru akan membuat hati yang sehat menjadi sakit, yang sakit semakin terluka. Dan hati yang terluka takkan memberikan pemiliknya kesempatan untuk bahagia.

Tegakkan keadilan atas kesalahan yang ditujukan kepada orang-orang. Sebab membiarkannya bisa menimbulkan kezaliman dan kesewenangan sosial. Tetapi tebarkan kebaikan bagi kesalahan yang ditujukan kepada kita. Dan kebaikan yang pertama adalah memaafkan dan melupakannya.

Kita mungkin terlalu suci untuk memaafkan kesalahan orang-orang karena ingin membahagiakan mereka. Tetapi, demi kesehatan dan kenyamanan hati kita sendiri, maafkan dan lupakan.

Memaafkan kesalahan orang untuk kebahagiaan kita, adalah lebih baik. Sebab, sebuah kebahagiaan selalu menebar energi positif kepada orang-orang yang berada dalam pusaran seseorang.

Bookmark and Share

My Friends

TESTIMONI

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons