
Susah tapi mudah, bukan gampang tapi sulit. Bukti'y bnyk juga kok orang yg mampu mpraktekkan'y. Namun, acapkali pula orang abai terhadap apa sebenar'y sari pati kesabaran itu.
Dan, acapkali orang beretorika bagaimana sebenar'y kesabaran itu. Namun sayang, banyak pula dari mereka yg malah lupa bahwa sesungguh'y kesabaran itu justru teruji saat pukulan pertama.
Meraih sabar itu ibarat berkompetisi. Dalam berkompetisi, hasil baik atau buruk mesti'y selalu kita hadapi dengan sikap dan emosi yg matang. Namun, itu belumlah cukup. Sebab, kompetisi ini bukan sekedar kearifan dalam ‘memenej’ emosi. Lebih jauh dari itu. Ini perkara kewajiban -bagi kita- agar akhlaq kian terhiasi dengannya, sebagaimana kesabaran yg selalu dicontohkan oleh Baginda Rasulullah saw.
Subhanallah.. Saya jadi teringat betapa dahsyat'y kekuatan sabar yg ditunjukkan oleh para sahabat Rasulullah saw. dalam memperjuangkan Dien ini. Tanpa fadhilah sabar yg telah menjadi bagian dari kehidupan para sahabat itu, tentu indah'y Islam tidak akan kita saksikan di seluruh pelosok bumi.
Mari kita tilik, betapa harum'y nama Mushab bin Umair oleh karena kesabarannya dalam mengecap manisnya iman dan pengrobanan. Subhanallah, Allah dan Rasul-Nya pun memuji kesabaran dan kegigihan beliau dalam membela Islam; sehingga kalimat terakhir yang terlontar menjelang syahidnya pun terabadikan dalam al Qur’an.
Pertanyaan kemudian adalah apakah motivasi sabar yang terindera sudah menjadi bagian dari hidup yg tidak kita reka-reka? Lantas, dengan alasan apalagi kita menolak'y sedang Allah swt. telah memuliakan setiap hamba yg sarat bunga sabar di hati'y? Harus masih adakah marah sedang Rasullah saw. selalu tersenyum dikala duka? Dimanakah ego sedang penderitaan kita tidak seperih Mush’ab yang baik?
Astaghfirullah.. Maafkan keangkuhan kami ya Rahman.. Selalu terhaturkan pinta ya Rabbi, mampukan kami menghiasi hidup dengan manis'y iman dan kesabaran ini. Sabar dalam ta’at juga dalam menapaki peran dakwah di jalan-Mu, amin.

0 comments:
Posting Komentar