Ikutilah seperti resminya padi . . . semakin berisi tunduk ke bumi . . . semakin berilmu merendah diri . . . itu sifat yang terpuji . .
English German Dutch Italian Russian Greek French Spanish Arabic Korean Japanese Chinese Indonesian

Selasa, 29 Desember 2009

Duhai HatiQ


Yaa Allah . . .

Terima kasih untuk setiap nafas
terima kasih untuk setiap detak jantung
dan denyut nadi yg telah Kau berikan
untuk hidup dan kehidupanku
yg telah Kau bentangkan . . .

Terima kasih untuk cinta
dan indahnya bunga ketulusan
yg telah Kau semaikan . . .

aQ menyadari . . .
bahwa gelap yg paling pekat
malam pun akan menjemput pagi
aQ memahami . . .
bahwa perjalanan sejauh apapun
akan tercapai jika aQ mau melangkahkan kakiQ
aQ mengerti . . .
bahwa cinta tak pernah hilang dr kehidupan
hanya saja ia terkadang belum tertemukan . . .


Bookmark and Share

Minggu, 20 Desember 2009

Kepada Kaum Adam yang Belum Menikah


Mungkin kalian sedang tertarik ataupun tak dapat menahan pesona kalian terhadap cantiknya perempuan-perempuan disekitar kalian dan memaksa diri kalian untuk menikahi salah satu dari mereka, namun kesiapan kalian belum memadai untuk itu.

Namun, janganlah dengan keadaan demikian, kalian menjadikan mereka berharap kepadamu dan mengizinkan mereka menunggumu, ketahuilah menunggu merupakan penderitaan bagi seorang wanita. Biarkanlah mereka menikah dan bertemu dengan jodohnya anpa terhalang dengan penantiannya terhadap dirimu di pada waktu yang tidak pasti.

Yakinlah, jika saat ini saja begitu banyak yang mempesonakanmu, bukankah di suatu saat nanti ketika usiamu telah bertambah dan engkau telah siap maka Rahasia-rahasia Allah tentang seseorang yang lebih mempesonakanmu akan dipertemukan kepadamu dan engkau mendapatinya di tempat yang diberkahi dan penuh Rahmat, Pernikahan.

Ingatlah, apakah Allah akan menyia-nyiakan usaha seseorang dalam menjaga dirinya? Insya Allah tidak, karena Allah tidak menyia-nyiakan perbuatan baik bagi hamba-hambaNya.
Insya Allah . . .
Semoga Allah Memaafkan aku Ketika aku Bersalah
Allahuma Amiin . . .


Bookmark and Share

Senin, 14 Desember 2009

Rintihan Qolbu


Ya Allah . . .
Engkau adalah penguasa alam semesta
yang menggenggam langit, bumi beserta isinya
termasuk hati ini yang dalam genggaman-Mu

Ya Allah . . .
Engkau pun tahu setiap lintasan isi hati manusia
begitu juga dengan lintasan hatiku ini
hati yang hanya mampu merintih di keheningan malam

Engkau menciptakan mata dengan berpasangan
juga dengan dua telinga, dua tangan, dan dua kaki
tapi mengapa Engkau hanya menciptakan sekeping hati?
aku tahu sekeping hatinya lagi ada pada pasanganku
maka aku pun harus mencarinya . . .

Dalam pencarian itulah CINTA tumbuh dan bersemi.
Cinta tidak sendiri, ia bersama yang lainnya
di antaranya kasih sayang, ketulusan, keindahan
keikhlasan, kesetiaan bahkan pengorbanan
kisah cinta tidak akan habis hingga akhir zaman

Kini aku pun telah menemukan cinta . . .
Harap cinta ini cinta pertama dan terakhirku
cinta yang membawa hingga ke alam syurga

Dia hadir dalam hati ini yang kosong
ia mengisi hati dan kehidupanku
dengan lembaran dan pengalaman baru
hingga terlukislah nama dia di hatiku . . .
Semoga hubungan ini terjaga baik
dan tetap istiqamah . . .

Amin ya Allah rabbal'alamiin

Selasa, 08 Desember 2009

Galilah Sumur Hingga Terdalam


GALILAH sumur hingga terdalam sebelum Anda merasakan HAUS".

Sungguh kata yang memiliki makna yang dalam.

Bila kita menggali sebuah sumur hingga terdalam, maka kita akan memperoleh banyaknya air. Pada saat ketika kita butuh air maka tinggal ambillah dari sumur tersebut.

Tapi dalam pembelajaran ini kita bukan untuk menggali sumur sebenarnya, tetapi menggali sebuah ilmu atau pengalaman.

Ilmu tidak hanya bisa kita dapatkan di Sekolah-sekolah saja, tapi bisa juga kita peroleh dari keluarga, teman bahkan di lingkungan sekitar.

Ketika seorang Pelajar University mendapatkan tugas mentoring untuk anak-anak TK maupun SD, ia sungguh merasa bahagia. Karena dia tahu manfaat dari melaksanakan tugas tersebut. Meskipun yang dia didiknya adalah anak orang lain, dia tetap melaksanakannya dengan tulus penuh perhatian dan tanggung jawab.
Sesungguhnya dialah sedang menggali sumur itu. Sebagai bekal untuk mendidik keluarga dan anaknya ketika sudah berrumah tangga nanti.

Adapun contoh yang lain; Seorang anak laki-laki yang masih tinggal bersama keluarganya, dalam keluarga tersebut tidak memiliki seorang pembantu, sehingga anak tersebut harus membantu pekerjaan rumahnya. Dia harus menyapu rumah, mencuci piring dan yang lainnya, bahkan diapun suka bantu membuat bumbu-bumbu masakan. Dia tidak mengeluh ataupun kecewa dengan tugas-tugasnya itu.

Karena diapun tahu manfaat dari melaksanakan tugas tersebut. Yaitu, bila dia sudah berrumah tangga nanti dan tanpa diduga tiba-tiba istri sakit, sehingga tidak bisa menyiapkan makanan maupun perhatian untuk suaminya itu dan anak-anak. Maka sang suami tidak begitu mencemaskan masalah makanan itu. Dia yang akan memasak dan memberikan perhatian untuk keluarganya. Subhanallah

Nah. Saudaraku... Marilah kita gali terus sumur hingga terdalam. Semoga kita dapat manfaatnya. Insya Allah


Saling Menyukai



Banyak sekali penelitian (dan juga akal sehat) yang membuktikan bahwa kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang menyukai kita. Ketika kita mengetahui bahwa seseorang memandang kita baik, kita secara tak sadar terdorong untuk memandang orang itu menyenangkan. Karena jika Anda benar-benar ingin disukai dan di hormati seseorang Anda harus menunjukkan kepadanya bahwa Anda menyukai dan menghormatinya.

Bagaimana jika seseorang tidak menyukai saya? Cukup mengherankan berbagai penelitian menyimpulkan bahwa jika seseorang pada awalnya tidak menyukai Anda dan perlahan-lahan menyukai Anda, dia pada akhirnya akan lebih menyukai Anda daripada jika dia telah menyukai Anda sejak awal.

Ingat! Jika Anda tidak memiliki hubungan akrab dengan seseorang, jangan langsung menganggap dia sahabat terbaik Anda. Penelitian menunjukan kepada kita bahwa disukai secara perlahan-lahan jauh lebih efektif dari pada serta-merta menjadi sahabat terbaik seseorang. Jadi jangan terlalu berlebihan dan serta-merta menganggap dia sahabat terbaik Anda.

Untuk menggunakan hukum SALING MENYUKAI secara perlahan-lahan ini, tunjukkan kepadanya bahwa Anda sangat menyukai dan menghormatinya.

Psikologi / Self Help

David J. Lieberman Ph. D

<<== Keep Istiqamah n Smile ^_^ ==>>

Selasa, 24 November 2009

Mengelola Ketidak Sempurnaan


Apa lagi yang tersisa dari ketampanan setelah ia dibagi habis oleh Nabi Yusuf dan Muhammad saw. Apalagi yang tersisa dari kecantikan setelah ia terbagi habis oleh Sarah, istri Nabi Ibrahim, dan Khadijah, istri Nabi Muhammad saw? Apalagi yang tersisa dari pesona kebajikan hati setelah ia direbut Utsman bin Affan? Apalagi yang tersisa dari kehalusan budi setelah ia direbut habis oieh Aisyah?

Kita hanya berbagi pada sedikit yang tersisa dari pesona jiwa raga yang telah direguk habis oleh para nabi dan orang shalih terdahulu. Karena itu persoalan cinta kita selalu permanen begitu: jarang sekali pesona jiwa raga menyatu secara utuh dan sempura dalam diri kita.

Pilihan-pilihan kita, dengan begitu, selalu sulit. Ada lelaki ganteng atau perempuan cantik yang kurang berbudi. Sebaliknya, ada lelaki saleh yang tidak menawan atau perempuan salehah yang tidak cantik. Pesona kita selalu tunggal.

Padahal cinta membutuhkan dua kaki untuk bisa berdiri dan berjalan dalam waktu yang lama. Maka tentang pesona fisik itu Imam Ghazali mengatakan, “Pilihlah istri yang cantik agar kamu tidak bosan.” Tapi tentang pesona jiwa itu Rasulullah saw bersabda, “Tapi pilihlah calon istri yang taat beragama niscaya kamu pasti beruntung.”

Persoalan kita adalah ketidaksempurnaan. Seperti ketika dunia menyaksikan tragedi cinta Puteri Diana dan Pangeran Charles.

Dua setengah milyar manusia menyaksikan pemakamannya di televisi. Semua sedih. Semua menangis. Puteri yang pernah menjadi trendsetter kecantikan dunia dekade 80-an itu rasanya terlalu cantik untuk disia-siakan oleh sang pangeran. Apalagi Camila Parker yang menjadi kekasih gelap sang pangeran saat itu, secara fisik sangat tidak sebanding dengan Diana.

Tapi tidak ada yang secara objektif mau bertanya ketika itu. “Kenapa akhirnya Charles lebih memilih Camila, perempuan sederhana, tidak bisa dibilang cantik, dan lebih tua, ketimbang Diana, gadis cantik berwajah boneka itu?”

Jawaban Charles mungkin memang terlalu sederhana. Tapi itu fakta. “Karena saya lebih bisa bicara dengan Camila.”

Kekuatan budi memang bertahan lebih lama. Tapi pesona fisik justru terkembang di tahun-tahun awal pernikahan. Karena itu ia menentukan.

Begitu masa uji cinta selesai, biasanya lima sampai sepuluh tahun, kekuatan budi akhirnya yang menentukan sukses tidaknya sebuah hubungan jangka panjang. Dampak gelombang magnetik fisik berkurang atau hilang bersama waktu.

Bukan karena kencantikan atau ketampanan berkurang. Yang berkurang adalah pengaruhnya. Itu akibat sentuhan terus-menerus yang mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang magnetik tersebut.

Apa yang harus kita lakukan adalah mengelola ketidaksempurnaan melalui proses pembelajaran.
Belajar adalah proses berubah secara konstan untuk menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu.

Fisik mungkin tidak bisa dirubah. Tapi pesona fisik bukan hanya tampang. Ia lebih ditentukan oleh aura yang dibentuk dari gabungan antara kepribadian bawaan, pengetahuan dan pengalaman hidup. Ketiga hal itu biasanya termanifestasi pada garis-garis wajah, senyuman dan tatapan mata serta gerakan refleks tubuh kita. Itu yang menjelaskan mengapa sering ada lelaki yang tidak terlalu tampan tapi mempesona banyak wanita. Begitu juga sebaliknya.

Itu jalan tengah yang bisa ditempuh semua orang sebagai pencinta pembelajar. Karena pengetahuan dan pengalaman adalah perolehan hidup yang membuat kita tampak matang. Dan kematangan itulah pesonanya. “Sebab, setiap kali pengetahuan kita bertambah,” kata Malik bin Nabi, “wajah kita akan tampak lebih baik dan bercahaya.”

<<== Majalah Tarbawi edisi 124 ==>>

Keep Istiqamah n Smile ^_^



Bookmark and Share

Minggu, 11 Oktober 2009

Muhasabah (Introspeksi Diri)

Kalo qta ga tau kapan dan di mana akan mati, trus knp qta ga introspeksi diri terus-menerus???

Selalu berusaha membenahi kekurangan-kekurangan, bertaubat dengan segera setelah melakukan kesalahan.

Karena bisa jadi qta akan dipanggil menghadap kepada ALLAH Ta’ala saat sedang bertaubat dan menyesali kesalahan, trus qta menghadap kepada-Nya seakan-akan ga pernah berbuat dosa dan kesalahan. Bahkan semua dosa dan kesalahan akan menjadi kebaikan.

Ini cara mudah untuk bermuhasabah (introspeksi diri) :

1) Setelah meletakkan kepala di atas bantal, lalu membaca do’a-do’a sebelum tidur, segeralah mengingat segala hal yang sudah qta lakukan di siang hari itu. Meliputi amal dan aktifitas yang baik dan buruk.

2) Mulai dgn hal2 yg berkaitan dengan syahadat, shalat, zakat, sedekah, lalu hal2 yg berkaitan dgn rukun iman, iman kepada takdir yang baik maupun buruk, dst.
Kalo ternyata ga ada masalah, ucapkanlah ALHAMDULILLAH. Tapi kalo da masalah, ucapkan TA’AWUDZ, minta perlindungan kepada ALLAH Ta’ala dari gangguan syetan, beristighfar, bertaubat, dan menangislah di hadapan ALLAH. Semoga ALLAH menerima taubat qta. Dan berniat utk tidak mengulanginya lagi. Lalu tidurlah dalam keadaan taubat.

3) Setelah mengingat-ingat hal2 yang berkenaan dengan hak ALLAH, lanjutkan dgn mengingat-ingat hal2 yg berkaitan dengan hak makhluk ALLAH: orang tua, keluarga lain, sahabat, teman, sodara seiman. Kalo kita blm bisa menunaikan hak2 mereka dari kita dengan baik, bertaubatlah. Dan meminta maaf dan meminta keikhlasan mereka untuk memaafkan qta. Jangan lupa, hak hewan dan tumbuhan di sekitar kita pun jgn sampai terabaikan.

Mungkin qta bertanya, apa guna muhasabah singkat ini ?
Sungguh, manfaat dari muhasabah ini adalah jika ALLAH Ta’ala menakdirkan qta meninggal malam itu, maka qta akan menghadap kehadirat-NYA dalam keadaan telah bertaubat. Tapi, kalo ALLAH takdirkan qta bisa menghirup udara segar di esok harinya, maka manfaatnya adalah :

1) Mungkin qta akan inget bahwa qta telah berjanji kepada ALLAH Ta’ala dan kita sudah bermuhasabah, maka qta akan menghindari dari kesalahan sebelum terjerumus ke dalamnya.
2) Atau mungkin ketika kita terjerumus kembali, kita bertaubat lagi. Jadi, setiap kita melakukan kesalahan di siang hari, maka bertaubat di malam hari sampai kita malu terhadap ALLAH setelah berkali-kali bertaubat.

Sungguh, taubat dan penyesalanmu merupakan ibadah yang akan mendatangkan pahala kepadamu, amin.

Imam Hasan Al-Bashri berkata, ” Seorang mukmin adalah panglima untuk dirinya sendiri, ia mengatur dan menginspeksi dirinya sendiri karena mengharap Keridhaan ALLAH Ta’ala”.

(sumber : Buku Kesaksian Seorang Dokter, dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair, SpJP)

diambil dari notes seorang teman. Syukran. SEMANGAT....!!!! ^_^

Rabu, 09 September 2009

Hidup Untuk Berprestasi


SEGALA puji bagi Allah Swt. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu bagi Rasulullah saw panutan kita, pribadi mulia yang menjadi jalan untuk membangunkan dan menuntun hati nurani kita menjadi cahaya bagi segala perbuatan mulia.

Hidup adalah untuk mengukir prestasi yang bermakna bagi dunia dan berarti bagi akhirat nanti. Untuk itu kita harus mampu memanfaatkan semaksimal mungkin waktu yang ada agar tidak terbuang sia-sia. Untuk menjadi orang yang berprestasi, setidaknya ada dua hal yang harus kita perhatikan, yakni:

Pertama, selalu berusaha sekuat tenaga untuk menjaga nama baik, karena nama baik akan membentuk citra positif bagi kita di masyarakat sehingga orang lain mau membuka diri dan bekerja sama dengan kita.

Kedua, selalu berusaha sekuat tenaga untuk menambah wawasan dan mengembangkan keilmuan. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, mengenal, memahami, dan mengamalkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi kita dan orang lain, usia yang terus bertambah bukan menjadi halangan bagi seseorang untuk terus meningkatkan kualitas diri.

Oleh karena itu, bagi orang-orang yang tidak pernah memperhitungkan nama baik dengan bersikap tidak jujur, licik, janji tidak ditepati, tidak disiplin, berdusta dan berkhianat, maka hal tersebut akan merugikan diri sendiri dan dengan sendirinya akan menghancurkan kredibilitas kita di masyarakat sehingga kehadiran kitapun tidak akan diperhitungkan.

Sudah menjadi suatu keharusan bagi siapapun untuk terus menerus menggalang potensi kekuatan yang ada pada dirinya. Hal tersebut akan terlaksana apabila kita mulai menerapkan kedisiplinan pada diri sendiri. Untuk memaksimalkan potensi diri, membiasakan diri untuk tidak bergantung pada orang lain dan selalu berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan.

Kita harus selalu berusaha untuk mengoptimal kemampuanya dengan seluruh daya upayanya sehingga menjadi manusia unggul yang delalu berkarya dengan diiringi amar ma’ruf nahi munkar. Setiap manusia berpotensi untuk menjadi orang yang professional dibidangnya .

Untuk itu haruslah ditegakkan disiplin tinggi dalam ibadah, disiplin dalam waktu, disiplin dalam ketertiban, disiplin dalam menjalankan peraturan dan tugas serta hal-hal lainya yang positif. Sungguh siapa pun yang tidak memiliki disiplin dalam melaksanakan suatu program, tidak akan ada maknanya dan tidak akan bermanfaat bagi dirinya apalagi bagi orang lain.

Kita harus bermental baja, pantang menyerah, pantang mengeluh dalam menghadapi hambatan apa pun, tidak melakukan suatu pekerjaan dengan setengah-setengah, selalu berusaha melakukan yang terbaik, antisipatif terhadap perubahan dan selalu siap menyikapi perubahan. Jadikan hari kita sebagai hari-hari berkualitas, berharga tinggi di depan Allah, jam demi jam maupun detik demi detik berharga sangat tinggi di hadapan Allah. Oleh karena itu tidak patut bermalas-malas atau melakukan sesuatu yang sia-sia. Semoga perjalanan kita di bulan Ramadhan ini dapat menggoreskan makna bahwa hidup adalah untuk berprestasi, bermakna bagi dunia dan berarti bagi akhirat. Wallahua'lam.

Kamis, 13 Agustus 2009

Menyambut Ramadhan

Assalamu'alaikum wr wb

Puasa menjelang . . .
Bulan nan agung bertabur rahmat dan hidayah kan datang
menanti mereka yang terusik untuk meraih kemenangan
menggapai sebuah keimanan yang nyata

Tak luput dosa dan noda terbawa
dalam melakoni hidup di dunia
berbaur menjadi sebuah bercak hitam
yang tak mungkin akan terabaikan

Hasrat hati berpadu rasa
menjelma menguraikan sebuah keinginan yang ada
hati bermunajat, nurani berdoa
memohon sebuah ke ikhlasan yang terpancar

Tak ada kata yang patut diserap
selain kata maaf dan suka cita
menyambut hari bahagia
menuju kesempurnaan yang nyata

Maaf kan atas dosa yang terbawa
yang menyakiti hati dan nurani terdalam
tak ada terbersit keinginan 'tuk menyakiti
yang ada hanya rasa kemanusiaan yang menjelma.

Semoga di hari yang suci ini
kita bisa mengabdi dengan niat yang suci
Semoga Allah memberikan jalan penuh arti
dalam mencapai sebuah terminal sejati


Meskipun kita belum pernah bertatap muka, belum pernah berjabat tangan.., tapi mungkin dari beberapa postingan saya disini ada yg dirasa tidak berkenan di hati saudara-saudara sekalian, untuk itu ijinkan lah saya untuk memohon MAAF LAHIR DAN BATHIN dalam menyambut bulan Ramadhan, semoga semua amal dan ibadah kita di Bulan Ramadhan nanti menjadikan kita pribadi yang bersih.

Amiin.


wassalam.

Senin, 27 Juli 2009

Marhaban Yaa Ramadhan

Seandainya seorang tamu yang anda cintai dan anda muliakan menghubungimu dan mengabarkan bahwa dia akan datang kepadamu dan akan tinggal disisimu selama beberapa hari, maka tentu saja anda akan senang dan bahagia, oleh karena itu anda akan bersiap-siap untuk menyambut kunjungan tamu yang anda cintai itu serta melakukan apa yang anda sanggupi mulai dari mengatur dirimu sendiri, membersihkan rumah dan mempersiapkan acara baginya selama anda menjamunya.

Maka bagaimana pendapatmu wahai saudaraku yang tercinta jika tamu yang datang ini bukan hanya dicintai olehmu bahkan dia kecintaan Allah dan Rasul-Nya serta seluruh kaum muslimin ? Bagaimana jika tamu ini membawa kebaikan dan keberkahan ?

Dia adalah bulan Ramadhan yang mulia. Bulan Qur’an dan puasa, bulan tahajjud dan tarwih, bulan kesabaran dan ketaqwaan, bulan rahmat, pengampunan dan pembebasan dari api neraka. Bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang diborgol padanya syaitan, ditutup pintu-pintu neraka dan dibuka pintu-pintu syurga. Kita memohon kepada Allah untuk mendapatkan keutamaan bulan tersebut. Bulan yang digandakan padanya kebaikan dan ketaatan, bulan yang didalamnya terdapat pahala-pahala yang agung dan keutamaan-keutamaan yang besar.

Maka sangat pantas bagi setiap yang mengetahui sifat-sifat tamu yang agung ini untuk menyambutnya dengan sambutan yang sebaik-baiknya dan bersiap-siap untuk menyambutnya dalam bentuk amaliyah agar meraih manfaat yang sangat agung sehingga keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan ruhnya telah suci dan jiwanya telah bersih. Insya Allah . . .

Jumat, 24 Juli 2009

TAKUT DAN HARAP

Berkata Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisy dalam bukunya Mukhtashar Minhajil Qashidin : Keutamaan segala sesuatu sesuai dengan dukungannya dalam meraih kebahagiaan, yaitu bertemu Allah Ta'ala (di Surga), serta dekat kepadaNya. Segala yang mendukung kepada tercapainya kebahagiaan tersebut, maka itu adalah suatu keutamaan.

Allah Ta'ala berfirman yang maknanya, Dan bagi orang yang takut saat menghadap Rabbnya ada dua surga [1447]. (QS. 55:46)
[1447]. Yang dimaksud dengan "dua surga" di sini ialah surga untuk manusia dan surga untuk jin. Ada juga ahli tafsir yang berpendapat surga dunia dan surga akhirat.

Dan Allah Ta'ala berfirman yang maknanya, Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya. (QS. 98:8)

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang maknanya, Allah 'Azza wa Jalla berfirman : "demi KeagunganKu demi KemuliaanKu, Aku tidak akan menyatukan pada seorang hamba dua rasa takut, dan Aku tidak akan menghimpun padanya dua rasa aman. Jika dia merasa aman kepadaKu di dunia, Aku akan membuatnya takut di hari kiamat. Dan jika dia takut kepadaKu di dunia, Aku akan membuatnya aman di hari kiamat."

Dari 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda yang maknanya, "Dua mata tidak akan disentuh api neraka : Mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan Mata yang terjaga malam2 dalam mengawasi musuh saat perang fii sabilillah"

Ketahuilah pula, bahwa jika ada yang berkata : Mana yang lebih utama, Takut atau Harap?
Maka itu seperti perkataan : Mana yang lebih utama, Roti atau Air?

Dan jawabannya : bagi orang yang lapar roti lebih baik, sedangkan untuk orang haus air lebih baik. Jika keduanya bersatu, dilihat yang lebih dominan. Jika sama-sama takut lapar dan hausnya, maka roti dan air setara kebaikannya.

Khauf (Takut) dan Rajaa (Harap) adalah dua obat yang dengannya qalbu tersembuhkan. Maka keutamaan keduanya tergantung penyakit yang ada di qalbu. Jika yang dominan di qalbu merasa aman dari rencana Allah (QS. 7:99), maka Khauf lebih utama. Sedangkan jika banyak maksiat sehingga putus asa dari rahmat Allah, maka Rajaa lebih utama. Namun secara keseluruhan boleh juga dikatakan bahwa : Khauf lebih utama dari Rajaa, karena secara umum lebih banyak orang yang tertipu penyakit "aman".

Akan tetapi jika dilihat dari sisi nilainya, Rajaa lebih bernilai dari Khauf. Karena Rajaa berharap pada Rahmat Allah, sedangkan Khauf adalah Takut pada Murka Allah. (Sedangkan RahmatNya lebih besar dari KemarahanNya).

Adapun orang yang bertaqwa, maka sebaiknya seimbang antara Takut dan Harap. Jika dikatakan : Semua orang masuk Surga kecuali satu orang, hendaknya dia takut menjadi yang satu itu. Jika dikatakan : Semua orang masuk Neraka kecuali satu orang, hendaknya dia berharap dirinyalah orang tersebut.

Jika ditanyakan : Bagaimana Takut diseimbangkan dengan Harap pada diri orang yang beriman, padahal dengan ketaqwaannya, bukankah seharusnya Harap lebih dominan?

Jawabnya : karena kita tidak tahu apakah ketaqwaan tersebut diterima Allah, sehingga selalu harus menyertakan rasa takut dalam beramal baik (QS. 23: 60-61).

Kesimpulan : Senantiasa perkuatlah rasa Takut atas Harap agar terus terdorong meningkatkan amal kebaikan (QS. 23:60-61), kecuali saat dosa-dosamu membuatmu putus asa atau saat hampir berakhir kesempatanmu 'tuk beramal.

Dari catatan Ust. Abuyahya

Selasa, 09 Juni 2009

D. Sumbangkan Ilmu Pengetahuan

Sedikitpun, jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Semua ini perlu dilakukan agar orang lain bertambah ilmu, wawasan, pengalaman, dan kemampuannya. Kita harus amanah terhadap ilmu dan pengalaman, dengan cara menyalurkannya bagi kesuksesan orang lain.

Ingat! Ciri kesuksesan kita adalah ketika diri kita menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain. Oleh karena itu, teruslah menimba ilmu yang lebih luas lagi. Latihlah diri lebih bersungguh-sungguh, agar kemampuan kita maksimal dalam membantu serta menolong orang lain.

Itulah beberapa sent bergaul yang perlu kita miliki. Insya Allah, jika hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas, maka kebahagiaan dalam bergaul dengan siapa pun akan terasa nikmat. Bukankah sebuah kenikmatan tersendiri bila kita bisa berbuat sesuatu untuk orang lain, apalagi itu diniatkan karena Allah semata?


Sumber : MQS Publishing

C. Selalu Menolong dengan Segala Cara

Bersegeralah menolong seseorang dengan segenap kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau setidaknya perhatian yang tulus untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Setiap kali kita bisa menolong seseorang, berarti kita telah menabung untuk mendapatkan pertolongan Allah. Sesungguhnya, kesempatan menolong orang lain hanya ada jika Allah yang Maha-agung, memberi kesempatan kepada kita.

Andaikata kemampuan menolong secara fisik sangat terbatas, maka tolonglah dengan taburan doa. Percayalah, tidak ada kebaikan sekecil apa pun, kecuali diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah Swt.


Sumber : MQS Publishing

B. Saling Berkirim Hadiah

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang dan perhatian. Maka, sediakanlah selalu anggaran untuk bisa memberi. Walaupun ala kadarnya. Jangan pernah takut kekurangan, hanya karena memberi sesuatu.
Allah Mahakaya. la benar-benar menjanjikan ganjaran dan jaminan, "tidak akan miskin buat orang-orang yang dengan hati tulus bersedekah".


Sumber : MQS Publishing

A. Rajin Bersilaturahmi

Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan. Walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang sangat mendalam. Apalagi kalau membawa tanda mata, oleh-oleh atau hadiah ringan lainnya. Insya Allah, semua itu akan menumbuhkan kasih sayang.

"Innamal mu'minuuna ikhwah", Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah bersaudara.


Sumber : MQS Publishing

3. AKU BERMANFAAT BAGIMU (a-d)

Keberuntungan tidak diukur melalui apa yang kita dapatkan, tetapi dari nilai manfaat yang ada pada diri kita. Bukankah sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain?
Oleh karena itu, harus menjadi tekad yang menggebu bahwa untuk meraih kedudukan di sisi Allah Swt. hendaknya kita menjadi manusia yang terbaik dengan cara meningkatkan kemanfaatan kita terhadap orang lain.

Adapun keuntungan dari hidup penuh manfaat ini tentu saja akan kita dapatkan. Kita akan dibutuhkan, disayangi dan dicintai oleh banyak orang sebagaimana kita mencintai orang-orang yang telah berbuat kebaikan kepada kita. Untuk mewujudkan itu semua, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan, yaitu:


Sumber : MQS Publishing

H. Maafkanlah Kesalahannya

Jangan lupa, jadilah pemaaf yang tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain. Hal ini akan membuat bahagia dan senang siapa pun yang pernah melakukan kekhilafan kepada kita. Lebih dari itu, hal ini akan mengangkat citra kita di hatinya.


Sumber : MQS Publishing

G. Penampilan yang Menyenangkan

Gunakan selalu pakaian yang rapi, serasi dan harum. Harum-haruman yang baik akan membuat senang siapa pun yang berada di sekitar kita. Memakai pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan. "Innallaha jamiilun yuhibbul jamaal" Sesungguhnya Allah Maha-indah dan menyukai keindahan.
Tentu saja dalam batas syariat yang disukai oleh Allah.

Jangan meremehkan penampilan, karena hal ini akan membuat orang lain senang atau sebaliknya.


Sumber : MQS Publishing

F. Senangkan Perasaannya

Biasakanlah untuk memuji dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah Swt. Sehingga, yang dipuji pun, teringat akan asal nikmat yang diraihnya. Nyatakanlah selalu ucapan terima kasih atas jasa dan kebaikannya seraya mendoakan agar Allah menyempurnakan ganjaran kebaikan terhadapnya.

Hal tersebut di atas jelas akan membuatnya merasa bahagia. Ingat, jangan pernah kikir untuk berterima kasih. Ikutlah merasa prihatin bila ia sedang mendapat musibah. Timbulkan keinginan untuk membantunya lepas dari derita yang dipikulnya. Hati-hatilah, jangan sampai kita terlihat tidak peduli bahkan tampak bergembira di atas kesedihannya. Ini jelas akan menyakitkannya.


Sumber : MQS Publishing

E. Bersikaplah Sangat Sopan dan Penuh Penghormatan

Apabila Rasulullah berbincang dengan para sahabat, beliau selalu berusaha menghormatinya melalui cara duduknya. Beliau memberi perhatian dan ikut tertawa bila sahabatnya melucu. Tentu dengan tawa yang khas Rasulullah. Beliau ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya diperhatikan dan dipentingkan oleh Rasulullah saw.

Maka, sudah selayaknya kita menjaga etika duduk, etika berjalan, menyimpan tangan, dan berdehem. Semua perilaku ini hendaknya menjadi bagian dari etika terbaik kita sehingga akan menyenangkan siapa pun yang ada bersama kita.


Sumber : MQS Publishing

D. Selalu Menyapa dan Senang Mengucapkan Salam

Upayakanlah diri kita agar menjadi orang yang selalu terlebih dahulu mengucapkan sapa dan salam. Sampaikan salam dengan penuh kesungguhan dan keramahan. Jabatlah tangan teman kita penuh kehangatan. Hati-hati, jangan berlebihan sehingga menyakitinya. Kemudian, lepaslah tangan kita ketika tangan yang kita jabat mulai melepaskannya. Demikianlah yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw.

Lebih dari itu, jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian. Nikmatilah menjadi penebar kebaikan dan kebahagiaan bagai matahari yang selalu memancarkan sinarnya.


Sumber : MQS Publishing

C. Kata-kata yang Santun dan Lembut



Pilihlah kata-kata yang paling sopan, dengan cara yang paling santun. Bahasanya baik dan bersih, serta disampaikan dengan cara yang lembut. Sikap semacam inilah yang selalu dicontohkan oleh Rasulullah ketika berbicara di hadapan sahabat-sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan.

Hindari sekuat tenaga kata-kata yang kasar, menyakitkan, memojokkan, merendahkan, mempermalukan, serta berbicara dengan nada yang keras.


Sumber : MQS Publishing

Senin, 08 Juni 2009

B. Senyuman yang Tulus


Rasulullah saw senantiasa tersenyum manis. Bila dipandang, beliau terlihat sangat menyenangkan hati. Senyum merupakan sunnah Rasul. Senyum adalah sedekah. Senyum, selain akan membahagiakan kita, juga akan membahagiakan orang yang melihat kita.

Sebuah senyuman yang tulus terkadang mampu menyentuh lubuk hati siapa pun. Bisa meredam kemarahan, mencairkan kebekuan, dan menghangatkan suasana. Senyum merupakan nikmat Allah bagi manusia yang mencintai kebaikan.

Senyum tak mungkin dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hatinya.
Oleh karena itu, mari jadikan hari-hari kita menyenangkan dengan menghiasinya dengan senyuman tulus yang terpancar dari dalam qalbu.


Sumber : MQS Publishing

Senin, 25 Mei 2009

2. AKU MENYENANGKAN BAGIMU (a-h)

A. Wajah Yang Selalu Cerah Ceria

Entah mengapa, wajah yang cerah ceria dan jernih selalu tampak menyenangkan. Sebaliknya, wajah yang cemberut, angkuh, masam, selalu saja terlihat tidak menyenangkan.

Rasulullah saw. senantiasa berwajah cerah ceria. Bahkan beliau bersabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal Yang ringan dan lucu. Sebab, bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta" (HR Abu Dawud).

Marilah kita bertekad sekuatnya agar setiap berjumpa dengan orang lain, wajah kita dalam keadaan cerah ceria. Lakukan hal itu semata-mata untuk membahagiakan orang lain dan demi kemuliaan agama Islam. Apalagi kalau diniatkan demi Allah semata. Sesungguhnya, hanya dari hati yang ikhlaslah keceriaan itu bisa muncul.

Jika sedang dirundung kesusahan, jagalah diri agar jangan sampai menebarkan kesedihan tersebut.


Sumber : MQS Publishing


K. Berhati-hatilah Dengan Penampilan, Bau Badan dan Bau Mulut

Tidak ada salahnya bila kita menjaga penampilan, bau badan atau mulut. Penampilan yang tak terlihat segar akan membuat orang lain terusik kenyamanannya, sehingga orang akan cenderung menghindari kita.

Penampilan yang terlihat rapi, segar dan tercium harum, insya Allah akan lebih mengakrabkan.


Sumber : MQS Publishing

J. Jangan Menertawakannya

Sebagian besar, sikap menertawakan muncul karena kita menyaksikan kekurangan orang lain. Sikap, penampilan dan bentuk rupanya, terkadang membuat kita tertawa karena terlihat lucu di mata kita.

Ingatlah, tertawa yang tidak pada tempatnya (berlebihan) akan mengundang rasa sakit hati.


Sumber : MQS Publishing

Kamis, 14 Mei 2009

I. Hati-hati dengan Marah

Bila Anda marah, maka waspadalah. Kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkan kata-kata dan perilaku yang keji, yang akan melukai orang lain. Tentu saja, perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan mana-pun.

Sudah seharusnya kita melatih diri mengendalikan kemarahan sekuat tenaga. Jika kemarahan itu tetap terjadi, pilihlah kata-kata yang paling tidak melukai. Sederhanakanlah, Persingkat kemarahannya. Kemudian, tidak usah sungkan untuk meminta maaf andaikata ucapan terasa berlebihan.


Sumber : MQS Publishing

H. Jangan Mengambil Haknya

Berhati-hatilah terhadap hak-hak orang lain, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Setiap gangguan terhadap harta, waktu, tenaga, ketenangan atau hak pribadi orang lain, niscaya akan menimbulkan rasa tidak suka dan perlawanan yang mengakibatkan rusaknya hubungan.

Jangan pernah berpikir untuk menikmati hak orang lain. Sudah sepatutnya kita belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan jadi sumber kebahagiaan bagi orang lain.


Sumber : MQS Publishing

G. Jangan Mengungkit Masa Lalu


Terlebih lagi jika mengungkit-ungkit kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tahu kekelaman masa lalu itu sudah terhapus melalui taubatan nashuha-nya.

Ingatlah, bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya. Kita pun sebenarnya memilikinya. Maka, jangan pernah ada keinginan untuk mengungkit-ungkit masa lalu apalagi menyebarluaskannya.
Hal ini sama saja dengan mengajak bermusuhan karena mencemarkan kekurangannya.

Belajarlah untuk selalu bersama-sama memulai lembaran-lembaran baru yang lebih putih, bersih dan bersemangat untuk mengisi lembaran tersebut dengan kebaikan demi kebaikan.


Sumber : MQS Publishing

F. Hindari Merusak Kebahagiaan

Bila seseorang tengah bersuka cita, tengah gembira hatinya, atau sedang bahagia, jangan sekali-kali kita melakukan tindakan yang merusak kegembiraannya saat itu juga.

Misalkan, ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri. Padahal kita tahu hadiah tersebut buatan dalam negeri bahkan dijual di pasar umum.

Maka, tak perlu kita sampaikan hal tersebut karena hanya ingin bicara belaka. Biarkan ia berbahagia mendapatkan hadiah tersebut.


Sumber : MQS Publishing

Selasa, 12 Mei 2009

E. Jangan Membela Musuh dan Mencaci Kawan

Setiap orang mempunyai kawan yang disukai dan orang yang dibenci. Jika membela musuhnya maka kita bisa dianggap bergabung dengan musuhnya itu.

Mencaci kawannya bisa jadi diartikan kita tengah mencaci dirinya. Bersikaplah netral, sepanjang kita menghendaki kebaikan bagi semua pihak dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani berbagai proses dan tahapan.

Sementara itu, dalam bergaul yang harus kita prioritaskan adalah memperbanyak teman bukan malah memperbanyak musuh.


Sumber : MQS Publishing

Senin, 11 Mei 2009

D. Hindari Membandingkan

Sedikit pun, jangan sekali-kali -secara sengaja- kita membanding-bandingkan, baik itu berupa jasa, kebaikan, penampilan, harta, dan kedudukan seseorang dengan orang lain, yang bila ia mendengarnya menyebabkan ia merasa dirinya tidak berharga; merasa rendah diri, atau sampai merasa terhina.

Misalnya kita mengatakan, "Eh, dibanding kamu, si fulan sih lebih setia dan lebih sopan. Beda jauh sama kamu!" Silakan rasakan. Apa yang bakal muncul di benak kita bila mendengarkan kata-kata ini.
Apalagi kalau sudah berumah tangga. Jangan sekali-kali istri atau suami membanding- bandingkan istrinya dengan perempuan lain atau suami dengan laki-laki lain. Jelas, hal ini akan menyakitkan perasaan istri ataupun suami bila dibanding-bandingkan semacam itu.


Sumber : MQS Publishing

C. Hindari Memotong Pembicaraan

Betapa dongkolnya kita bila sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal. Beda dengan uraian yang telah dituntaskan, lalu kemudian dikoreksi dengan cara yang arif, niscaya kita pun akan cenderung menghargainya. Bahkan, bisa jadi menerimanya.

Begitulah, bila kegemaran kita memotong dan memojokkan orang yang sedang berbicara tanpa alasan dan kondisi yang tepat, niscaya akan timbul ketidaksukaan dan dapat berlanjut menjadi kebencian.
Oleh karena itu, latihlah diri kita untuk selalu bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara terbaik dan pada waktu yang tepat.


Sumber : MQS Publishing

B. Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi

Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila diusik, niscaya akan memunculkan ketidak-sukaan salah satu pihak.

Maka, jangan sampai kita usil menanyakan tentang hutang, aib, masa lalu, kekurangan orangtua atau masalah-masalah lainnya yang berhubungan dengan pribadi orang lain.


Sumber : MQS Publishing

A. Hindari Penghinaan

Jangan pernah melakukan apa pun yang bersifat merendahkan, ejekan, dan penghinaan dalam bentuk apa pun terhadap seseorang. Baik tentang kepribadiannya, postur tubuhnya, dan keadaan sosialnya.
Tidak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, celaan, apalagi merendahkan. Akibat yang muncul dari perbuatan ini adalah perasaan sakit hati dan rasa dendam.

Untuk itu, berusahalah sekuat kemampuan untuk menahan diri dari mengomentari atau bersikap yang membuat orang lain merasa direndahkan oleh diri kita.


Sumber : MQS Publishing

Kiat Menata Hati dalam Bergaul


Pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan Insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah, tidak akan pernah langgeng dan akan cenderung menjadi masalah, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Berikut ini adalah bagaimana kiat-kiat menata hati dalam bergaul sehingga kita menjadi orang yang bisa diterima dengan baik, disukai bahkan Insya Allah dicintai.

1. AKU BUKAN ANCAMAN BAGIMU

2. AKU MENYENANGKAN BAGIMU


3. AKU BERMANFAAT BAGIMU


Baiklah! sekarang kita mulai bahas pada topik yang pertama

1. AKU BUKAN ANCAMAN BAGIMU (a-k)

Keyakinan ini harus terus menerus dihujamkan ke dalam hati, bahwa diri ini tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain. Terlebih, kalau kita dengar sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, "Muslim yang baik itu adalah Muslim yang menyelamatkan Muslim lainnya dari gangguan tangan maupun lisannya."

Dengan kata lain, kualitas ke-islaman kita bisa diukur dari sampai sejauh mana orang lain merasa aman dengan kehadiran kita. Andaikata kita bertemu dengan orang yang sering menyakiti, baik lewat kata-kata maupun sikapnya, niscaya kita pun tidak akan pernah tenang dan senang berdekatan dengannya. Bahkan, kita sangat ingin menghindarinya.
Hal yang sama akan menimpa diri kita jika kita dianggap merugikan, sehingga sejak awal orang pun akan menghindar dari kita.
Untuk menepis semua itu, ada rambu-rambu pergaulan yang patut kita perhatikan, yaitu:

(lihat terus pada Posting berikutnya / di atasnya)

Sumber : MQS Publishing

Jumat, 08 Mei 2009

Luahan Hati

Hayatilah wahai sahabatku luahan hati Imam An-Nawawi ini agar dirimu dan diriku peroleh apakah yang sebenarnya kita cari di dalam hidup ini . . .


RENUNGKAN !!!

Aku mengamati semua sahabat

dan tidak ada sahabat yang baik

melainkan sahabat yang senantiasa

menjaga lidahnya . . .

Aku memikirkan tentang pakaian

tetapi aku tidak menemukan

yang lebih baik dari pakaian taqwa

Aku merenungkan . . .

tentang segala jenis amal baik

namun tidak ada yang lebih baik

daripada sering memberikan nasihat yang baik

Aku mencari segala bentuk rezeki

tapi tidak kutemui rezeki

yang lebih baik dari sifat sabar . . .

Mencintai Dalam Hening

Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dgn tenang..
Kita percaya takdir bukan?
Kita tahu dengan sangat jelas...
Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya?
Jadi, apa yang kau risaukan?
Biarkan Allah yg mengaturnya,
Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja..

Cobalah renungkan...
Dia yang kau cinta,
belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu..
Dia yang kau puja,
yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam,
Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?

Gadis, kita tak tahu dan tak akan pernah tahu..
Hingga saatnya tiba..
Maka, ku ingatkan padamu,
tidakkah kau malu jika semua rasa telah kau umbar...
Namun, ternyata kelak
bukan kau yg dia pilih untuk mendampingi hidupnya?

Gadis, Karena cinta kita begitu agung untuk di umbar..
Begitu mulia untuk di tampakkan..
Begitu sakral untuk di tumpahkan..

Dan sadarilah gadis, fitrah wanita adalah pemalu,
Dan kau indah karena sifat malumu..
Lalu, masihkah kau tampak menawan
jika rasa malu itu telah di nafikan?
Masihkah kau tampak bestari
jika malu itu telah kau singkap..

Duhai gadis, jadikan malu sebagai selendangmu..
Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan..
Dalam jeruji kesetiaan..
Yah.. Kesetiaan padanya yang telah Allah tuliskan namamu
dan namanya di Lauhul Mahfuzh..
Jauh sebelum bumi dan langit dicipta..

Maka cintailah dalam hening..
Agar jika memang bukan dia yg ditakdirkan untukmu,
Maka cukuplah Allah dan kau yg tahu segala rasamu..
Agar kesucianmu tetap terjaga..
Agar keanggunanmu tetap terbias..

Maka, ku beritahukan padamu,
Pegang kendali hatimu.. Jangan kau lepaskan..
Acuhkan semua godaan yang menghampirimu..
Cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan..
Namun cinta hanya butuh kau kendalikan,
hanya cukup kau arahkan..

Gadis... yang kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya..
Maka, peganglah kendali hatimu,
Lalu..Arahkan pada Nya..
Dan cintailah dalam diam..
Dalam hening..
Itu jauh lebih indah..
Jauh lebih suci..

__ K I n S __

Kisah Dibalik Bismillah

Ada seorang isteri yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mau mengerjakan kewajiban agama dan tidak mau berbuat kebaikan.

Perempuan itu senantiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulai sesuatu, senantiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan suka memperolok-olokkan isterinya.

Suaminya berkata sambil mengejek, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sebentar-bentar Bismillah."

Isterinya tidak berkata apa-apa, sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan ku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."

Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan uang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpan duit ini." Isterinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang selamat, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan diam-diam suaminya itu mengambil duit tersebut dan menyembunyikan tas yang berisi duit ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku uang yang aku berikan kepadamu waktu itu untuk disimpan."

Kemudian isterinya pergi ke tempat dimana ia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat penyimpanan duit itu, tak lupa dia membuka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. mengantar malaikat Jibril A.S. untuk mengembalikan tas berisi duit yang disembunyikan dan menyerahkan duit itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terkejutnya sang suami, dia merasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mulai mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak memulai suatu pekerjaan.

Waktu

Orang yang bahagia itu akan selalu

menyediakan waktu untuk membaca

karena membaca itu sumber hikmah


menyediakan waktu tertawa


karena tertawa itu muziknya jiwa


menyediakan waktu untuk berfikir


karena berfikir itu pokok kemajuan


menyediakan waktu untuk beramal


karena beramal itu pangkal kejayaan


menyediakan waktu untuk bersenda


karena bersenda itu akan membuat


muda selalu dan menyediakan


waktu untuk beribadat


karena beribadat adalah ibu


dari segala ketenangan jiwa . . .

My Friends

TESTIMONI

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons